Pages

Puisi untuk Bunda


Bunda,
Engkau adalah kesiur angin, yang mengirim kesejukan
bukan badai yang memporakporandakan kehidupan
Engkau adalah rintik hujan, yang mengirim kesuburan
bukan banjir bandang yang meluluhlantakkan seluruh alam
Engkau adalah bukit kehijauan, yang menawarkan keindahan
bukan gunung api yang menyemburkan awan panas dan gas belerang
Engkau adalah matahari pagi, yang memantulkan kehangatan
bukan kobaran api yang memberangus pemukiman
Engkau adalah tanjung harapan, yang memberi janji kebahagiaan
bukan gempa dahsyat yang membuat jerit tangis kepiluan
Engkau adalah samudera luas tak berbatas, yang penuh rengkuhan kasih sayang
bukan gelombang tsunami yang menumpahkan derita berkepanjangan

Bunda,
Engkau adalalah rumah
tempat istirah
bagi jiwa putramu yang lelah
*Terlepas dari kontroversi tentang Hari Ibu, puisi ini untuk ibuku di rumah, kakak-kakak perempuanku dan ibu kekasihku.
Buat kemarin yang sukses membuatku menangis di WA, sungguh aku kangen kamu.
Buat yang ultah di 20 Desember kemarin, aku rindu menempelkan bibirku dibahumu. Roh Halus!
Iyus, terimakasih sangat perhatianmu. Aku selalu menangis setiap kali mengingatku.
Kak Nina, Mbak Lisa, Mbak Hani, kalian malaikatku.