Pages

Sifatku versi vonvon


Kamu adalah orang yang memiliki sifat dan pola pikir yang unik!
Kamu bisa mengeluarkan ide yang tidak dapat dipikirkan oleh orang lain dan orang-orang harus melewati waktu yang lama untuk bisa mengerti tentangmu! Karena kamu adalah tipe pemimpin yang kreatif, kamu juga selalu berada di depan orang lain saat masuk ke dalam trend. Kamu bisa melihat masa depan yang tidak dapat dilihat orang lain dan dengan sifat kepemimpinanmu, banyak orang di sekitar yang percara padamu, kamu bisa membawa orang-orang di dalam organisasimu menjadi lebih baik.

Dekonstruksi Arabisme

Di wall empunya, yang komen dan njempol sedikit. Barangkali temen-temennya pada males membaca.
Harapanku, di wall-ku ini, semua akan membaca dan urun komentar. Tulisan bagus jangan disia-siakan, okrehh??? Biar aku merasa tak rugi telah sedikit mengeditnya.
KULTUM-7
Dekonstruksi Arabisme~
Yudhie Haryono
Ribuan tahun, kita tunduk pada skema orang luar: dari produsen ke konsumen. Dari atlantik ke arabis dan terjerembab dalam kubang chinis. Tentu bukan tanpa skema. Melainkan via proxy dan begundal lokal.
So, secara sistematis, massif dan terorganisir, kita masuk perangkap syorga eskatologis. Via road map, gold, glory, gospel and poverty, sempurna sudah kita dalam cengkraman arabis dan chinis. Makin hari, kita pasrahkan eskatologis ke kaum arabis. Makin hari, kita pasrahkan profanitas peradaban ke kaum chinis.
Kita tahu bahwa gold adalah perampokan kekayaan. Glory adalah perampokan teritorial. Gospel adalah perampokan ideologi. Poverty adalah perampokan mental dan kurikulum. Bangsa yang mengalami kolonialisme dan imperialisme akan diskenariokan sebagai bangsa pinggir dan pemasok kebutuhan penjajah.
Bagaimana keluar dari dominasi arabis, yang mutannya adalah ontanis? Ada banyak jalan:
Pertama, kita harus tahu dulu ciri arabisme itu. 1)Menjawab masa depan dengan masa lalu; 2)Menyembah teks; 3)Jurusannya akheratisme; 4)Truth claim~kita paling benar yang lain salah; 5)Monolitik; 6)Berkutat pada ibadahisme~saleh ritual; 7)Emosional dan tertutup; 8)Klanis~mengimani hubungan darah secara membabi buta; 9)Pusat gravitasinya di Makkah dan Madinah.
Kedua, memahami reduksi arsitektur arabisme menjadi ontanis. Menyembah identitas pariferal: jilbabos, hadisi, jenggotis, cungkringis, takfiris, jidatis.
Ketiga, sesungguhnya mereka tidak memiliki sesuatu yang baru. Yang ada adalah mereproduksi hal-hal lama. Makanya ide ibadah di planet lain dan penguasaan teknologi, misalnya, tak ada jawabannya. Nalar mereka masih di sini dan di masa lalu.
Keempat, medeskonstruksi kurikulum tersebut dengan mematrialisasikan kurikulum baru yang bertumpu pada lima hal: 1)Ruh al-istiqlal (freedom); 2)Ruh al-intiqad (criticism); 3)Ruh al-ibtiqaar (inovation); 4)Ruh al-ikhtira (invention); 5)Ruh al-idzati (interdependency).
Ilmu pengetahuan baru ini menempatkan metoda kebebasan, kritis, kreatifitas, progresif, gotong-royong sebagai tulang punggung (back bond). Tanpa revolusi nalar, kita akan membangun peradaban yang sama dengan para arabis.
Dus, kurikulum deskonstruksi ini menyadarkan kita bahwa tak ada ibadah lebih besar pahalanya melebihi ibadah menyelamatkan negara. Tak ada jihad lebih mulia jejaknya melebihi jihad melawan penjajah. Tak ada cinta lebih berdentang keras luar biyasa melebihi cinta warga pada negaranya (hubul wathan minal iman).
Kurikulum dari pikiran raksasa ini disemai di sekolah-sekolah atlantik yang gigantik guna melahirkan pasukan nusantara yang berkonsolidasi dalam lima tradisi: 1)Merealisasikan sekolah-sekolah Postkolonial; 2)Mematrialisasikan Roadmap Indonesia Cerdas dan Bermartabat; 3)Mereclaim the State; 4)Merealisasikan Janji Proklamasi; 5)Mentradisikan Negara Pancasila.
Kelima, menyadari bahwa era lama soal perampokan emas (gold) akan berkembang ke perang herbal dan hasil lautan. Perang teritorial (glory) akan berkembang ke perang currency, asimetriks, proxy, medical dan IT. Perang agama (gospel) akan meluas ke perang peradaban.
Hey, ayok bangun dari puasamu (badan) menjadi siyammu (jiwa). Dari abu jahil menjadi abdullah. Dari biladulfakir menjadi biladulfadil. Berhentilah jd genk arabis yg meminum air kencing onta sampai kalian buta, tuli dan bisu. Merasa berinvestasi syorga padahal asuransi neraka.(*)

Ratu Bilqis dan Nabi Sulaiman

Dia : Hey Comal, bangun ... bangun ...!!! Sahur ... sahur ...!!! Eh, puasa gak, sih?
Aku : Puasa nuuu. Udah bangun dari tadi. Tinggal minum tegukan terakhir.
Dia : Minum susu?
Aku : sahur gak minum yang manis-manis. Gak pake lauk yang amis-amis.
Dia : Wow, gak asik, dunk. Jawa kan manis amis."
Aku : Kalo makan yang manis, mulut rasanya asem. Kalo makan yang amis, bau mulutnya 'hahh' banget.
Dia : Jadi kalo gak puasa mulut bau terus?
Aku : Ya gak, nuuu. Mengunyah sesuatu di siang hari menghilangkan bau mulut. Kecuali ngunyahnya jengkol.
Dia : Wahh, kalo gitu ciuman benernya nahan bau, ya ...
Aku : Tahu gak, siapa yang pertama kali melakukan adegan ciuman?
Dia : Embuh. Sapa???
Aku : Ratu Bilqis dan Nabi Sulaiman, hahaha ...


Itu hanyalah intro. Permulaan. Karena sesungguhnya obrolan itu terus berlanjut dan sangat panjang. Dari sejarah islam sampai perkembangannya. Dari sejarah bangsa-bangsa sampai kata "Indonesia" dicetuskan pertama kali oleh siapa. Sampai ...? Sampai akhirnya ia lelah dan mungkin ... tertidur?
Ia ternyata sangat pandai melucu. Entah bagaimana ia memperlakukan mahasiswa S3-nya. Sementara celele'annya lebih dari aku.

I LOVE YOU,OM ....


Entah kapan persisnya kami berteman, aku tidak tahu. Dan siapa yang meminta pertemanan terlebih dahulu pun, aku juga lupa. Yang aku ingat adalah, ketika tiba-tiba ia datang di inbox mengucapkan Selamat Ulang Tahun. Waktu itu pukul setengah empat di Kamis dini hari, ketika ia selesai tahajud dan aku hampir menyelesaikan sarapan pagiku. Sejak saat itu kami berteman dalam arti yang sebenarnya. Inbox-an, saling komen di wall dan sesekali diselingi dengan panggilan telpon.
Asik banget ngobrol dengannya. Aku bisa cerita tentang banyak hal. Begitu juga sebaliknya. Diskusi tentang karya. Skenario, cerpen .... Bukankah dibidang itu ia termasuk kategori suhu? Lantas ia mengirimiku buku-bukunya, juga FTVnya dalam bentuk compact disc. Tentu aku kegirangan, dong hehe ....
Suatu ketika diskusi beralih ke sikap dan perilaku. Di sini kami menjabarkan mana sikap dan perilaku yang baik dan mana yang tidak baik menurut versi kami. Tiba-tiba ia nyeletuk, "Ternyata kadar keimananmu lebih baik ketimbang aku," katanya.
What? Kekagetan melompat begitu saja. Bagaimana mungkin? Aku kan celele'an banget. Ngomong seenaknya, dalam bersikap pun kadang semaunya. Aku sering kelewatan dalam bercanda!
Tapi beberapa waktu lalu, dalam nada canda ia mengingatkan: Kamu belum pernah menulis tentang aku lho, kecuali dalam hati ...?
O ya?
Oke jika begitu. Aku akan menulis tentangmu. Tentang kebersamaan kita. Dan ini yang sedang aku lakukan. Kebersamaan antara engkau dan aku, ayah dan anak. Semoga Kedekatan dan kebersamaan ini akan baik-baik saja. Sebagai anak, rasa hormat yang besar aku berikan padamu. Juga kasih sayangku!
I love you, Om ....

Hikmah

Seorang guru mengedukasiku: Belajarlah mencintai tanpa memaksa untuk dicintai.
Jawabku: Dan bukan hanya itu. Aku selalu belajar untuk memahami tanpa memaksa untuk selalu dipahami.

Membully Diri Sendiri

Ketika tahu aku suka membully diri sendiri, ia langsung protes, "Idiiihhhh, mengolok diri adalah bagian yang aku nggak suka darimu. Ayo bangun, puji indahmu. Bahwa kamu berharga!"
"Membully diri sendiri" kan nggak merugikan orang lain, Mas ...?
"No no no .... Kata sufi, badan ini adalah Tuhan yang tampak."

Syorga Mitos

Dari wall Dede Cakep Prof. Yudhie Haryono. Sangat layak untuk dibaca. Sungguh! Tapi diedit dulu. Sebab penulisnya suka korupsi ...huruf!
KULTUM-4
Syorga Mitos~
Yudhie Haryono
Semua agama bicara syorga dan neraka. Inilah kontruksi mistis dari bahasa politik pemimpin keagamaan yang sering disalahpahami. Bagaimana mistisisme syorga neraka ini hadir? Mari dialogkan dengan senyum simpul.
Syorga adalah kebahagiaan. Neraka adalah penderitaan. Dus, sorga neraka itu konstruksi jiwa, psikis, id dan mental. Keduanya bukan deret ukur dan status sosial. Karena itu, keduanya sering diucapkan "seperti dan seakan-akan" dalam kitab-kitab keagamaan. Bayangan, imajinasi dan harapan. Bukan kongkrit, nyata dan teraba.
Tentu saja karena belum semua peristiwa di dunia ini mampu dinalar maka aspek imaji dan mitos perlu dihadirkan. Apa yang belum dicapai perlu dibayangkan. Apa yang tak terjangkau perlu dikhayalkan. Apa yang ideal niscaya diimpikan.
Dus, syorga adalah imaji, khayalan dan bayangan. Bagi orang miskin, menjadi kaya dan sejahtera adalah impian; syorga yang dirindukan. Bagi negara yang dijajah, menjadi merdeka adalah impian dan cita-cita; suasana yang diangankan. Sayangnya saat impian itu tidak tercapai, orang senang dalam mimpi-mimpi itu. Mereka tidak mau merealisasikan mimpi tersebut serealistis mungkin. Bagi bangsa postkolonial, penyakit ini sangat akut. Sebab ia menjadi mitos akbar yang tak mudah dipecahkan.
Karenanya, kisah perlawanan sebuah bangsa hingga merdeka mampu dikerjakan dengan sekuat tenaga; tetapi mengusir penjajah baru (asing-aseng) yang kedua kali seringkali tak mampu dikerjakan kembali. Maha berat atas segala nasibNya.
Saat membiarkan penjajah merampok, kita sesungguhnya sedang di neraka. Maka, "kalian hidup di neraka sambil membiarkan syorga di depanmu hancur dan berharap masuk syorga di alam sana," itulah alegoris terbaik yang melukiskan Indonesia. Padahal, siapa yang menolak syorga hari ini belum tentu dapat syorga di sana. Itu karena kalian tidak bersyukur atas nikmat yang sdh ditakdirkan. Subhanallah.
Tentu saja, kita di syorga jika merdeka melakukan nasionalisasi aset strategis, rekapitalisasi, tranformasi shadow economic dan law governed state. Jika yang dilakukan sebaliknya (utang dan deindustrialisasi plus ketakmandirian finansial) maka kalian di neraka. Tidak percaya? Mari kita cek 21 indikator ekonomi penting Indonesia yang membuktikan kita di neraka sepanjang 2014 sampai 2015.
1)Jumlah penduduk kita meningkat dari 251 juta menjadi 255 juta jiwa. Makin padat dan sumpek, sehingga; 2)Pendapatan/Orang menurun dari USD 3,541 menjadi USD 3,379. Akhirnya; 3)Pertumbuhan menurun dari 5% menjadi 4,8%. Lalu; 4)Pengangguran Tenagakerja meningkat dari 5,9% menjadi 6,2%. Sayangnya; 5)Tingkat Konsumsi (variasi tahunan) menurun dari 5,2% menjadi 5,0%.
Akibat ketakmandirian finansial, 6)Nilai tukar rupiah turun per USD=Rp 12,385 menjadi Rp 13,788. Lalu; 7)Nilai ekspor turun dari USD 176 milyar menjadi USD 150 milyar. 8)Nilai impornya juga turun dari USD 178 milyar menjadi USD 143 milyar. Akibatnya; 9)Neraca Dagang turun dari USD-2,5 menjadi USD-7,6 milyar. 10)Nilai neraca berjalan juga turun (% dari PDB) dari -3,1 menjadi -2,1%.
Selanjutnya; 11)Utang Luarnegeri (% dari PDB) meningkat dari 33% menjadi 36%. 12)Utang Publik (% dari PDB) meningkat dari 24,3% menjadi 27,5%. Lalu; 13)Potret pasar modal (variasi tahunan) turun drastis dari 22,3% menjadi -12,1%. 14)Cadangan devisa menurun dari USD 112 milyar menjadi USD 106 milyar. 15)Neraca fiskal menurun dari -2,1% menjadi -1,9%.
Yang parah, 16)Bisnis manufaktur menurun dari 4,6% menjadi 4,2%. 17)Bisnis retail menurun dari 14,5% menjadi 13,3%. 18)Terjadi Inflasi (CPI) Barang-Jasa Konsumsi) 8,4% menjadi 3,4%. Juga 19)Inflasi (WPI) (barang grosir) dari 9,3% menjadi 4,4%. Akibatnya; 20)Gini Rasio melebar dari 0.41 menjadi 0.43. Dan, puncaknya; 21)Angka kemiskinan naik dari 27.73 juta (10.96 persen) menjadi 28.51 juta (11.13 persen) pada 2015.
Jadi, syorga apa lagi yang kalian dustakan? Neraka ini makin terasa karena pemimpin kita bermental amtenaar, inlander, picik, penjilat, rakus, minta disogok, goblok dan KKN. Ini clear, sebab, jika kajianya teks (firman) maka jelas bahwa sorga-neraka itu majasi (kiasan). Selalu dengan kata "kamatsali." Artinya, sepertinya; andai saja. So, tafsir dan takwil sorga-neraka di akhirat itu khas yahudi purba (kaum kalah). Sedang tafsir dan takwil sorga-neraka di dunia itu khas kristiani modern (christusdom). Tradisi muslim memotret keduanya dengan sangat baik dan eklektik. Saat berjuang menghadapi kekalahan, sorga dihadirkan. Sebaliknya, saat menang, neraka yg dihadirkan.
Secara psikologis sesungguhnya itu soal rasa. Di manapun kalau manusia bahagia, menang dan berkuasa, ia sudah di sorga. Sebaliknya, di manapun kalau manusia berduka, sengsara dan paria, ia sudah di neraka. Dan, itu tak ada hubungannya dengan harta, pangkat dan jabatan. Sebab itu soal psikis.

Ia Datang Ketika Malam Mulai Mengeripu


Assalamu'alaikum ...," ketuknya di pintu. "Aku ini lagi sedih, Mbak. Ingin pulang ke Klaten. Tapi belum libur. Masih setengah bulan lagi. Sampai demam, rasanya ...." Suaranya mengandung tangis. Meluncur deras, seperti air terjun yang rindu pada batu kali.
"Rindu Pier? Bersabarlah. Dua minggu memang waktu yang sangat lama kalau ditunggu. Jadi sibukkan dirimu. Telpon Pier setiap saat. Dengarkan suaranya. Tampunglah curhat kanak-kanaknya ..." Aku sok menasehati. Sok jadi psikolog. Psikolog dadakan. Tanpa diploma!
"Justru karena telpon aku jadi inget terus. Sudah tanpa ibu. Ayahnya jauh pula," gumamnya penuh sesal.
Pier! Pirenaningtyas Kusumawicitra, lengkapnya. Gadis cilik delapan tahun yang tak pernah merasakan rengkuhan hangat lengan ibunya. Ibu Pier meninggal sesaat ia menghirup udara wangi dunia. Menjadikan ayah Pier terpaksa menjadi duda muda. Saat baru dua puluh enam tahun usianya.
"Tapi dia merasa lebih nyaman dengan Eyangnya, piye? Carikan Ibu baru, supaya kalian bisa berkumpul. Buang ketakutan yang nggak perlu. Aku pikir, kamu tahu perempuan seperti apa yang cocok buat Pier ...?"
"Inginku, libur minggu ini Ibu sama Pier ke Lampung. Tapi Ibu ndak mau. Ndak ada yang ngurus bisnis tembakaunya,"
"Keinginanmu itu selamanya tinggal di Lampung atau pindah ke Jawa?"
"Pindah, Mbakyu. Entah di Purworejo, Solo, Semarang ..."
"Gadis Lampung keturunan Jawa yang cantik dan baik hati tidak ada yang menarik hatimu?"
"Banyak, Mbak. Yang cantik. Yang keturunan Jawa."
"Ambil satu. Ojo kesuwen. Ben atimu tentrem ..."
"Ah, Mbakyu ini ..."
"Kok 'ah', sih? Asal Pier menyukai calon istrimu dan calonmu itu sayang Pier? Beres, kan? Dan tentunya juga kalian saling mencintai."
"Ah, Mbakyu ini. Orang pingin pulang kok malah disuruh cari jodoh?"
"Pingin pulang karena kangen. Muncul kangen karena nggak kumpul. Biar kumpul kamu mesti punya istri. Kan, gitu urutannya?"
Ia ketawa. Sangat sumbang terdengar. Katanya, "Itu masih jangka panjang Bu Presiden,"
"Hei, jangan dibikin jangka panjang. Kesenderianmu sudah lama sekali. Jangan sia-siakan usia produktifmu. Kecuali kamu berniat untuk menduda selamanya."
"Iya sih, tapi aku mesti gimana?. Kalau menghadapi soal ilmu serumit apapun, aku bisa tenang dan senang. Tapi urusan hati adalah soal yang sulit darimana harus memulai."
"Kamu kesulitan karena masih terbelenggu masa lalu ...?"
"Iya."
"Masa lalu tetaplah kau simpan di bilik terdalam. Tapi hidupmu adalah untuk masa sekarang dan yang akan datang."
"Iya, Mbak ..."
"Kedengarannya memang saranku hanyalah teori. Tetapi yang sesungguhnya ya itu."
"Saran memang perlu. Bagaimana teori bisa muncul jika tidak melalui muatan saran. Sumber saran ada dua, pengalaman yang dibahasakan dan bahasa hasil pemikiran."
*Cerpen

Tidak ada yang bisa mengatur Jokowi

Sebagai bakal calon Presiden, aku mesti tahu isyu-isyu yang berkembang di seputar istana. Dan petang tadi kuperoleh kabar jika Presiden Jokowi emoh dikendalikan oleh siapa pun. Waktu kutanya apakah Jokowi benar-benar nurut apa kata si Emak, sumberku (si Kakak) mengatakan: Tidak sama sekali. Tidak ada yang bisa mengatur Jokowi sekarang.
Aku : Jadi keputusan-keputusan Jokowi sekarang murni hasil pemikirannya sendiri? Gak ada campur tangan Pak JK juga?
Kalo gitu, hebat benar si Kuyuz ini.
Kakak : Tidak ada seorang pun yang dominan pada Jokowi sekarang..
Aku : Karena orang-orang itu menjauh atau Jokowi yang nggak mau direcokin?
Kakak : Jokowi yang memainkan perannya berdasarkan masukan berbagai sumber.
Aku : Berarti sumber yang menurut Jokowi paling ideal untuk diterapkan, tentunya. Bukankah itu bagus, Mas?
Besok kalo Mas presiden, pinginku juga Mas gak mempan dikte-an. Maju terus dengan pemikiran dan pendirian Mas sendiri.
Kakak : Yup, Insyaallah ....
Aku : Tapi tunggu setelah aku rampung dua periode, hehe ...
Dan kakakku yang satunya lagi bilang gini:Cara Jokowi mendiamkan lawan politiknya sungguh Mas sangat suka! Pak Beye itu baik tapi peragu. Dia bukan leader bukan manager.Just a man sitting in the golden chair. Tapi Jokowi benar-benar seorang pemimpin. Dia jago bikin terobosan.
Ah ..., ternyata kakak adik selalu setali tiga uang, hehehe ... Gimana dengan kalian, Temans???
Selamat malam ....
Ups, tapi reshuffle batal lagi, Um Sepatu ....