Pages

Puisi untuk Bunda


Bunda,
Engkau adalah kesiur angin, yang mengirim kesejukan
bukan badai yang memporakporandakan kehidupan
Engkau adalah rintik hujan, yang mengirim kesuburan
bukan banjir bandang yang meluluhlantakkan seluruh alam
Engkau adalah bukit kehijauan, yang menawarkan keindahan
bukan gunung api yang menyemburkan awan panas dan gas belerang
Engkau adalah matahari pagi, yang memantulkan kehangatan
bukan kobaran api yang memberangus pemukiman
Engkau adalah tanjung harapan, yang memberi janji kebahagiaan
bukan gempa dahsyat yang membuat jerit tangis kepiluan
Engkau adalah samudera luas tak berbatas, yang penuh rengkuhan kasih sayang
bukan gelombang tsunami yang menumpahkan derita berkepanjangan

Bunda,
Engkau adalalah rumah
tempat istirah
bagi jiwa putramu yang lelah
*Terlepas dari kontroversi tentang Hari Ibu, puisi ini untuk ibuku di rumah, kakak-kakak perempuanku dan ibu kekasihku.
Buat kemarin yang sukses membuatku menangis di WA, sungguh aku kangen kamu.
Buat yang ultah di 20 Desember kemarin, aku rindu menempelkan bibirku dibahumu. Roh Halus!
Iyus, terimakasih sangat perhatianmu. Aku selalu menangis setiap kali mengingatku.
Kak Nina, Mbak Lisa, Mbak Hani, kalian malaikatku.

Kejujuran



Anda memiliki hati emas dan Anda bersemangat ingin membantu orang lain. Semua orang bisa mengandalkan Anda dan Anda memiliki sifat yang murni dan jujur. Jiwa Anda yang indah bebas dan diterangi oleh cinta. Anda dan jiwa Anda merangkul dunia!

Vonvon bo'ong. Aku lucu karena celele'an. Tetapi celele'anku terkadang menyulitkan orang lain. So sad!

Pacar saja kagak punya


Suatu ketika aku berkata kepada Ayahku, Nadjib Kartapati Z.
"Ayah, Pupung nggak mau selingkuh, deh."

Spontan ayahku itu tergelak. "Kamu itu mau nyelingkuhin siapa? Pacar saja kagak punya. Jangan ge-er, deh."

Ia meneruskan gelak tawanya.
Aku bengong sejuta!

Mengelola Keluhan

1. Kata Uut Utomo: Pupung yang asli mirip dengan Pupung yang di Fesbuk. Lucu, unik tetapi lebih kaku. Jangan sekali-kali mengeluh di depannya, karena ia tak suka.

Mengeluh? Semua orang aku pikir punya keluhan, masalah. Tetapi bagaimana seseorang itu bisa mengelola keluhan dan masalahnya dengan baik sehingga tidak membebani orang lain.
Kalian pikir aku nggak punya masalah? Punya. Banyak. Sangat menyesakkan. Tetapi aku nggak pernah curhat sama sembarang teman. Aku hanya curhat kepada orang-orang yang layak dipercaya. Itu pun lewat obrolan ringan.

2. Ketika Estiana Arifin datang padaku, aku belum tahu siapa dia. Sampai kemudian ia mengomentari statusku dengan 'jleb', baru aku bertamu ke kronologinya. Dan astagaaa, aku suka! Membaca postingan-postingannya, aku seperti menemukan Rani Rachmani Moediarta muda. Lugas, bebas, merdeka. Sekarang karena faktor U, Rani sudah lebih wise. Sedangkan Estiana masih menggelora. Nggak percaya? Ayo, berkenalan dengannya.

3. Pada postingan sebelumnya dan jauh sebelumnya, selain dibilang aku ini mirip Maya Rumantir, Tamara Geraldine dan Rita Sugiarto, Estiana mengklaim jika aku mirip Conny Constantia. Tetapi yang lebih 'heks' adalah komentar John Lehoed. Katanya aku ni mirip Lady Diana. Astagaaaa, omongannya ini bikin jantungku meledak: Duaaarrr!!!

Lady Diana tokoh dunia.
Pupung Diana Capres Fesbukiana.
Haha!!

Selamat petang, Temansku Sayang ....!!!


Peluklah aku sebagai teman


Jujur, aku tuh terbuka dan paling gampang akrab sama orang. Tapi sebenarnya sih, pemalu hehe .... Hanya saja untuk menutupi malu-maluku, aku justru sering bertingkah malu-maluin.

Jujur, aku sering banget bertingkah semau gue. Celele'an. Tapi sungguh, aku tidak bermaksud dan tidak berniat untuk bergenit-genit ria. Aku hanya ingin bebas berekspresi, menghibur diri-sendiri, syukur-syukur bisa menghibur orang lain juga. Aku hadir di Facebook  selain ingin bergembira dan mencari teman sebanyak-banyaknya, juga ingin menambah wawasan. Aku suka lho, memunguti ide yang kalian jatuhkan di berandaku.

"Peluklah aku sebagai teman", maka kita akan bergembira dan baik-baik saja selamanya ....

*Tulisan gak genah.? Mungkin.! Tapi ini serius. Jangan sampai aku menutup FB karena bingung. Aku sangat suka berada di sini. Dan Mark pun pasti tidak mau kehilangan warganya yang celele'an tapi manis ini hihi ....

Bocah Penurut

Dari kecil, aku tuh masuk kategori bocah penurut. Sebagai perempuan, aku tunduk terhadap wejangan-wejangan:
- Jangan tidur terlalu sore, aku keseringan tidur kemalaman.
- Jangan bangun terlalu siang, pukul tiga dinihari aku sudah menggeliatkan badan.
- Jangan sengaja merusak badan, kujauhi rokok dan obat-obatan terlarang.
- Jangan keluyuran malam-malam, aku justru orang rumahan.
- Seks bebas, seks pranikah, belum pernah aku lakukan.
Tapi tahukah kalian, label tak masuk surga sudah nempel di badan?
Kalian tahu, kenapa?

Sifatku versi vonvon


Kamu adalah orang yang memiliki sifat dan pola pikir yang unik!
Kamu bisa mengeluarkan ide yang tidak dapat dipikirkan oleh orang lain dan orang-orang harus melewati waktu yang lama untuk bisa mengerti tentangmu! Karena kamu adalah tipe pemimpin yang kreatif, kamu juga selalu berada di depan orang lain saat masuk ke dalam trend. Kamu bisa melihat masa depan yang tidak dapat dilihat orang lain dan dengan sifat kepemimpinanmu, banyak orang di sekitar yang percara padamu, kamu bisa membawa orang-orang di dalam organisasimu menjadi lebih baik.

Dekonstruksi Arabisme

Di wall empunya, yang komen dan njempol sedikit. Barangkali temen-temennya pada males membaca.
Harapanku, di wall-ku ini, semua akan membaca dan urun komentar. Tulisan bagus jangan disia-siakan, okrehh??? Biar aku merasa tak rugi telah sedikit mengeditnya.
KULTUM-7
Dekonstruksi Arabisme~
Yudhie Haryono
Ribuan tahun, kita tunduk pada skema orang luar: dari produsen ke konsumen. Dari atlantik ke arabis dan terjerembab dalam kubang chinis. Tentu bukan tanpa skema. Melainkan via proxy dan begundal lokal.
So, secara sistematis, massif dan terorganisir, kita masuk perangkap syorga eskatologis. Via road map, gold, glory, gospel and poverty, sempurna sudah kita dalam cengkraman arabis dan chinis. Makin hari, kita pasrahkan eskatologis ke kaum arabis. Makin hari, kita pasrahkan profanitas peradaban ke kaum chinis.
Kita tahu bahwa gold adalah perampokan kekayaan. Glory adalah perampokan teritorial. Gospel adalah perampokan ideologi. Poverty adalah perampokan mental dan kurikulum. Bangsa yang mengalami kolonialisme dan imperialisme akan diskenariokan sebagai bangsa pinggir dan pemasok kebutuhan penjajah.
Bagaimana keluar dari dominasi arabis, yang mutannya adalah ontanis? Ada banyak jalan:
Pertama, kita harus tahu dulu ciri arabisme itu. 1)Menjawab masa depan dengan masa lalu; 2)Menyembah teks; 3)Jurusannya akheratisme; 4)Truth claim~kita paling benar yang lain salah; 5)Monolitik; 6)Berkutat pada ibadahisme~saleh ritual; 7)Emosional dan tertutup; 8)Klanis~mengimani hubungan darah secara membabi buta; 9)Pusat gravitasinya di Makkah dan Madinah.
Kedua, memahami reduksi arsitektur arabisme menjadi ontanis. Menyembah identitas pariferal: jilbabos, hadisi, jenggotis, cungkringis, takfiris, jidatis.
Ketiga, sesungguhnya mereka tidak memiliki sesuatu yang baru. Yang ada adalah mereproduksi hal-hal lama. Makanya ide ibadah di planet lain dan penguasaan teknologi, misalnya, tak ada jawabannya. Nalar mereka masih di sini dan di masa lalu.
Keempat, medeskonstruksi kurikulum tersebut dengan mematrialisasikan kurikulum baru yang bertumpu pada lima hal: 1)Ruh al-istiqlal (freedom); 2)Ruh al-intiqad (criticism); 3)Ruh al-ibtiqaar (inovation); 4)Ruh al-ikhtira (invention); 5)Ruh al-idzati (interdependency).
Ilmu pengetahuan baru ini menempatkan metoda kebebasan, kritis, kreatifitas, progresif, gotong-royong sebagai tulang punggung (back bond). Tanpa revolusi nalar, kita akan membangun peradaban yang sama dengan para arabis.
Dus, kurikulum deskonstruksi ini menyadarkan kita bahwa tak ada ibadah lebih besar pahalanya melebihi ibadah menyelamatkan negara. Tak ada jihad lebih mulia jejaknya melebihi jihad melawan penjajah. Tak ada cinta lebih berdentang keras luar biyasa melebihi cinta warga pada negaranya (hubul wathan minal iman).
Kurikulum dari pikiran raksasa ini disemai di sekolah-sekolah atlantik yang gigantik guna melahirkan pasukan nusantara yang berkonsolidasi dalam lima tradisi: 1)Merealisasikan sekolah-sekolah Postkolonial; 2)Mematrialisasikan Roadmap Indonesia Cerdas dan Bermartabat; 3)Mereclaim the State; 4)Merealisasikan Janji Proklamasi; 5)Mentradisikan Negara Pancasila.
Kelima, menyadari bahwa era lama soal perampokan emas (gold) akan berkembang ke perang herbal dan hasil lautan. Perang teritorial (glory) akan berkembang ke perang currency, asimetriks, proxy, medical dan IT. Perang agama (gospel) akan meluas ke perang peradaban.
Hey, ayok bangun dari puasamu (badan) menjadi siyammu (jiwa). Dari abu jahil menjadi abdullah. Dari biladulfakir menjadi biladulfadil. Berhentilah jd genk arabis yg meminum air kencing onta sampai kalian buta, tuli dan bisu. Merasa berinvestasi syorga padahal asuransi neraka.(*)

Ratu Bilqis dan Nabi Sulaiman

Dia : Hey Comal, bangun ... bangun ...!!! Sahur ... sahur ...!!! Eh, puasa gak, sih?
Aku : Puasa nuuu. Udah bangun dari tadi. Tinggal minum tegukan terakhir.
Dia : Minum susu?
Aku : sahur gak minum yang manis-manis. Gak pake lauk yang amis-amis.
Dia : Wow, gak asik, dunk. Jawa kan manis amis."
Aku : Kalo makan yang manis, mulut rasanya asem. Kalo makan yang amis, bau mulutnya 'hahh' banget.
Dia : Jadi kalo gak puasa mulut bau terus?
Aku : Ya gak, nuuu. Mengunyah sesuatu di siang hari menghilangkan bau mulut. Kecuali ngunyahnya jengkol.
Dia : Wahh, kalo gitu ciuman benernya nahan bau, ya ...
Aku : Tahu gak, siapa yang pertama kali melakukan adegan ciuman?
Dia : Embuh. Sapa???
Aku : Ratu Bilqis dan Nabi Sulaiman, hahaha ...


Itu hanyalah intro. Permulaan. Karena sesungguhnya obrolan itu terus berlanjut dan sangat panjang. Dari sejarah islam sampai perkembangannya. Dari sejarah bangsa-bangsa sampai kata "Indonesia" dicetuskan pertama kali oleh siapa. Sampai ...? Sampai akhirnya ia lelah dan mungkin ... tertidur?
Ia ternyata sangat pandai melucu. Entah bagaimana ia memperlakukan mahasiswa S3-nya. Sementara celele'annya lebih dari aku.

I LOVE YOU,OM ....


Entah kapan persisnya kami berteman, aku tidak tahu. Dan siapa yang meminta pertemanan terlebih dahulu pun, aku juga lupa. Yang aku ingat adalah, ketika tiba-tiba ia datang di inbox mengucapkan Selamat Ulang Tahun. Waktu itu pukul setengah empat di Kamis dini hari, ketika ia selesai tahajud dan aku hampir menyelesaikan sarapan pagiku. Sejak saat itu kami berteman dalam arti yang sebenarnya. Inbox-an, saling komen di wall dan sesekali diselingi dengan panggilan telpon.
Asik banget ngobrol dengannya. Aku bisa cerita tentang banyak hal. Begitu juga sebaliknya. Diskusi tentang karya. Skenario, cerpen .... Bukankah dibidang itu ia termasuk kategori suhu? Lantas ia mengirimiku buku-bukunya, juga FTVnya dalam bentuk compact disc. Tentu aku kegirangan, dong hehe ....
Suatu ketika diskusi beralih ke sikap dan perilaku. Di sini kami menjabarkan mana sikap dan perilaku yang baik dan mana yang tidak baik menurut versi kami. Tiba-tiba ia nyeletuk, "Ternyata kadar keimananmu lebih baik ketimbang aku," katanya.
What? Kekagetan melompat begitu saja. Bagaimana mungkin? Aku kan celele'an banget. Ngomong seenaknya, dalam bersikap pun kadang semaunya. Aku sering kelewatan dalam bercanda!
Tapi beberapa waktu lalu, dalam nada canda ia mengingatkan: Kamu belum pernah menulis tentang aku lho, kecuali dalam hati ...?
O ya?
Oke jika begitu. Aku akan menulis tentangmu. Tentang kebersamaan kita. Dan ini yang sedang aku lakukan. Kebersamaan antara engkau dan aku, ayah dan anak. Semoga Kedekatan dan kebersamaan ini akan baik-baik saja. Sebagai anak, rasa hormat yang besar aku berikan padamu. Juga kasih sayangku!
I love you, Om ....

Hikmah

Seorang guru mengedukasiku: Belajarlah mencintai tanpa memaksa untuk dicintai.
Jawabku: Dan bukan hanya itu. Aku selalu belajar untuk memahami tanpa memaksa untuk selalu dipahami.

Membully Diri Sendiri

Ketika tahu aku suka membully diri sendiri, ia langsung protes, "Idiiihhhh, mengolok diri adalah bagian yang aku nggak suka darimu. Ayo bangun, puji indahmu. Bahwa kamu berharga!"
"Membully diri sendiri" kan nggak merugikan orang lain, Mas ...?
"No no no .... Kata sufi, badan ini adalah Tuhan yang tampak."

Syorga Mitos

Dari wall Dede Cakep Prof. Yudhie Haryono. Sangat layak untuk dibaca. Sungguh! Tapi diedit dulu. Sebab penulisnya suka korupsi ...huruf!
KULTUM-4
Syorga Mitos~
Yudhie Haryono
Semua agama bicara syorga dan neraka. Inilah kontruksi mistis dari bahasa politik pemimpin keagamaan yang sering disalahpahami. Bagaimana mistisisme syorga neraka ini hadir? Mari dialogkan dengan senyum simpul.
Syorga adalah kebahagiaan. Neraka adalah penderitaan. Dus, sorga neraka itu konstruksi jiwa, psikis, id dan mental. Keduanya bukan deret ukur dan status sosial. Karena itu, keduanya sering diucapkan "seperti dan seakan-akan" dalam kitab-kitab keagamaan. Bayangan, imajinasi dan harapan. Bukan kongkrit, nyata dan teraba.
Tentu saja karena belum semua peristiwa di dunia ini mampu dinalar maka aspek imaji dan mitos perlu dihadirkan. Apa yang belum dicapai perlu dibayangkan. Apa yang tak terjangkau perlu dikhayalkan. Apa yang ideal niscaya diimpikan.
Dus, syorga adalah imaji, khayalan dan bayangan. Bagi orang miskin, menjadi kaya dan sejahtera adalah impian; syorga yang dirindukan. Bagi negara yang dijajah, menjadi merdeka adalah impian dan cita-cita; suasana yang diangankan. Sayangnya saat impian itu tidak tercapai, orang senang dalam mimpi-mimpi itu. Mereka tidak mau merealisasikan mimpi tersebut serealistis mungkin. Bagi bangsa postkolonial, penyakit ini sangat akut. Sebab ia menjadi mitos akbar yang tak mudah dipecahkan.
Karenanya, kisah perlawanan sebuah bangsa hingga merdeka mampu dikerjakan dengan sekuat tenaga; tetapi mengusir penjajah baru (asing-aseng) yang kedua kali seringkali tak mampu dikerjakan kembali. Maha berat atas segala nasibNya.
Saat membiarkan penjajah merampok, kita sesungguhnya sedang di neraka. Maka, "kalian hidup di neraka sambil membiarkan syorga di depanmu hancur dan berharap masuk syorga di alam sana," itulah alegoris terbaik yang melukiskan Indonesia. Padahal, siapa yang menolak syorga hari ini belum tentu dapat syorga di sana. Itu karena kalian tidak bersyukur atas nikmat yang sdh ditakdirkan. Subhanallah.
Tentu saja, kita di syorga jika merdeka melakukan nasionalisasi aset strategis, rekapitalisasi, tranformasi shadow economic dan law governed state. Jika yang dilakukan sebaliknya (utang dan deindustrialisasi plus ketakmandirian finansial) maka kalian di neraka. Tidak percaya? Mari kita cek 21 indikator ekonomi penting Indonesia yang membuktikan kita di neraka sepanjang 2014 sampai 2015.
1)Jumlah penduduk kita meningkat dari 251 juta menjadi 255 juta jiwa. Makin padat dan sumpek, sehingga; 2)Pendapatan/Orang menurun dari USD 3,541 menjadi USD 3,379. Akhirnya; 3)Pertumbuhan menurun dari 5% menjadi 4,8%. Lalu; 4)Pengangguran Tenagakerja meningkat dari 5,9% menjadi 6,2%. Sayangnya; 5)Tingkat Konsumsi (variasi tahunan) menurun dari 5,2% menjadi 5,0%.
Akibat ketakmandirian finansial, 6)Nilai tukar rupiah turun per USD=Rp 12,385 menjadi Rp 13,788. Lalu; 7)Nilai ekspor turun dari USD 176 milyar menjadi USD 150 milyar. 8)Nilai impornya juga turun dari USD 178 milyar menjadi USD 143 milyar. Akibatnya; 9)Neraca Dagang turun dari USD-2,5 menjadi USD-7,6 milyar. 10)Nilai neraca berjalan juga turun (% dari PDB) dari -3,1 menjadi -2,1%.
Selanjutnya; 11)Utang Luarnegeri (% dari PDB) meningkat dari 33% menjadi 36%. 12)Utang Publik (% dari PDB) meningkat dari 24,3% menjadi 27,5%. Lalu; 13)Potret pasar modal (variasi tahunan) turun drastis dari 22,3% menjadi -12,1%. 14)Cadangan devisa menurun dari USD 112 milyar menjadi USD 106 milyar. 15)Neraca fiskal menurun dari -2,1% menjadi -1,9%.
Yang parah, 16)Bisnis manufaktur menurun dari 4,6% menjadi 4,2%. 17)Bisnis retail menurun dari 14,5% menjadi 13,3%. 18)Terjadi Inflasi (CPI) Barang-Jasa Konsumsi) 8,4% menjadi 3,4%. Juga 19)Inflasi (WPI) (barang grosir) dari 9,3% menjadi 4,4%. Akibatnya; 20)Gini Rasio melebar dari 0.41 menjadi 0.43. Dan, puncaknya; 21)Angka kemiskinan naik dari 27.73 juta (10.96 persen) menjadi 28.51 juta (11.13 persen) pada 2015.
Jadi, syorga apa lagi yang kalian dustakan? Neraka ini makin terasa karena pemimpin kita bermental amtenaar, inlander, picik, penjilat, rakus, minta disogok, goblok dan KKN. Ini clear, sebab, jika kajianya teks (firman) maka jelas bahwa sorga-neraka itu majasi (kiasan). Selalu dengan kata "kamatsali." Artinya, sepertinya; andai saja. So, tafsir dan takwil sorga-neraka di akhirat itu khas yahudi purba (kaum kalah). Sedang tafsir dan takwil sorga-neraka di dunia itu khas kristiani modern (christusdom). Tradisi muslim memotret keduanya dengan sangat baik dan eklektik. Saat berjuang menghadapi kekalahan, sorga dihadirkan. Sebaliknya, saat menang, neraka yg dihadirkan.
Secara psikologis sesungguhnya itu soal rasa. Di manapun kalau manusia bahagia, menang dan berkuasa, ia sudah di sorga. Sebaliknya, di manapun kalau manusia berduka, sengsara dan paria, ia sudah di neraka. Dan, itu tak ada hubungannya dengan harta, pangkat dan jabatan. Sebab itu soal psikis.

Ia Datang Ketika Malam Mulai Mengeripu


Assalamu'alaikum ...," ketuknya di pintu. "Aku ini lagi sedih, Mbak. Ingin pulang ke Klaten. Tapi belum libur. Masih setengah bulan lagi. Sampai demam, rasanya ...." Suaranya mengandung tangis. Meluncur deras, seperti air terjun yang rindu pada batu kali.
"Rindu Pier? Bersabarlah. Dua minggu memang waktu yang sangat lama kalau ditunggu. Jadi sibukkan dirimu. Telpon Pier setiap saat. Dengarkan suaranya. Tampunglah curhat kanak-kanaknya ..." Aku sok menasehati. Sok jadi psikolog. Psikolog dadakan. Tanpa diploma!
"Justru karena telpon aku jadi inget terus. Sudah tanpa ibu. Ayahnya jauh pula," gumamnya penuh sesal.
Pier! Pirenaningtyas Kusumawicitra, lengkapnya. Gadis cilik delapan tahun yang tak pernah merasakan rengkuhan hangat lengan ibunya. Ibu Pier meninggal sesaat ia menghirup udara wangi dunia. Menjadikan ayah Pier terpaksa menjadi duda muda. Saat baru dua puluh enam tahun usianya.
"Tapi dia merasa lebih nyaman dengan Eyangnya, piye? Carikan Ibu baru, supaya kalian bisa berkumpul. Buang ketakutan yang nggak perlu. Aku pikir, kamu tahu perempuan seperti apa yang cocok buat Pier ...?"
"Inginku, libur minggu ini Ibu sama Pier ke Lampung. Tapi Ibu ndak mau. Ndak ada yang ngurus bisnis tembakaunya,"
"Keinginanmu itu selamanya tinggal di Lampung atau pindah ke Jawa?"
"Pindah, Mbakyu. Entah di Purworejo, Solo, Semarang ..."
"Gadis Lampung keturunan Jawa yang cantik dan baik hati tidak ada yang menarik hatimu?"
"Banyak, Mbak. Yang cantik. Yang keturunan Jawa."
"Ambil satu. Ojo kesuwen. Ben atimu tentrem ..."
"Ah, Mbakyu ini ..."
"Kok 'ah', sih? Asal Pier menyukai calon istrimu dan calonmu itu sayang Pier? Beres, kan? Dan tentunya juga kalian saling mencintai."
"Ah, Mbakyu ini. Orang pingin pulang kok malah disuruh cari jodoh?"
"Pingin pulang karena kangen. Muncul kangen karena nggak kumpul. Biar kumpul kamu mesti punya istri. Kan, gitu urutannya?"
Ia ketawa. Sangat sumbang terdengar. Katanya, "Itu masih jangka panjang Bu Presiden,"
"Hei, jangan dibikin jangka panjang. Kesenderianmu sudah lama sekali. Jangan sia-siakan usia produktifmu. Kecuali kamu berniat untuk menduda selamanya."
"Iya sih, tapi aku mesti gimana?. Kalau menghadapi soal ilmu serumit apapun, aku bisa tenang dan senang. Tapi urusan hati adalah soal yang sulit darimana harus memulai."
"Kamu kesulitan karena masih terbelenggu masa lalu ...?"
"Iya."
"Masa lalu tetaplah kau simpan di bilik terdalam. Tapi hidupmu adalah untuk masa sekarang dan yang akan datang."
"Iya, Mbak ..."
"Kedengarannya memang saranku hanyalah teori. Tetapi yang sesungguhnya ya itu."
"Saran memang perlu. Bagaimana teori bisa muncul jika tidak melalui muatan saran. Sumber saran ada dua, pengalaman yang dibahasakan dan bahasa hasil pemikiran."
*Cerpen

Tidak ada yang bisa mengatur Jokowi

Sebagai bakal calon Presiden, aku mesti tahu isyu-isyu yang berkembang di seputar istana. Dan petang tadi kuperoleh kabar jika Presiden Jokowi emoh dikendalikan oleh siapa pun. Waktu kutanya apakah Jokowi benar-benar nurut apa kata si Emak, sumberku (si Kakak) mengatakan: Tidak sama sekali. Tidak ada yang bisa mengatur Jokowi sekarang.
Aku : Jadi keputusan-keputusan Jokowi sekarang murni hasil pemikirannya sendiri? Gak ada campur tangan Pak JK juga?
Kalo gitu, hebat benar si Kuyuz ini.
Kakak : Tidak ada seorang pun yang dominan pada Jokowi sekarang..
Aku : Karena orang-orang itu menjauh atau Jokowi yang nggak mau direcokin?
Kakak : Jokowi yang memainkan perannya berdasarkan masukan berbagai sumber.
Aku : Berarti sumber yang menurut Jokowi paling ideal untuk diterapkan, tentunya. Bukankah itu bagus, Mas?
Besok kalo Mas presiden, pinginku juga Mas gak mempan dikte-an. Maju terus dengan pemikiran dan pendirian Mas sendiri.
Kakak : Yup, Insyaallah ....
Aku : Tapi tunggu setelah aku rampung dua periode, hehe ...
Dan kakakku yang satunya lagi bilang gini:Cara Jokowi mendiamkan lawan politiknya sungguh Mas sangat suka! Pak Beye itu baik tapi peragu. Dia bukan leader bukan manager.Just a man sitting in the golden chair. Tapi Jokowi benar-benar seorang pemimpin. Dia jago bikin terobosan.
Ah ..., ternyata kakak adik selalu setali tiga uang, hehehe ... Gimana dengan kalian, Temans???
Selamat malam ....
Ups, tapi reshuffle batal lagi, Um Sepatu ....

Tong Tong Fair


Festival tong tong fair
Tong Tong Fair atau Festival Tong Tong adalah festival terbesar di dunia untuk budaya Indo (Eropa-Indonesia), diadakan setiap tahun di Belanda. Didirikan pada tahun 1959 menjadi salah satu festival tertua dan festival akbar terbesar keempat di Belanda. Juga merupakan acara tahunan dengan jumlah pembayar pengunjung tertinggi di kota Belanda, Den Haag, setelah secara konsisten menarik lebih dari 100.000 pengunjung sejak tahun 1993.
Dan kemarin Papa ke Tong Tong. Menikmati banyak hal. Musik keroncong, bakso, martabak, tarian .... Tujuannya satu, untuk melerai sedikit rindunya ke aku. Thank u, Papa ....

ROTI BAKAR SETRIKA



Roti Bakar
Waktu aku upload Martabak Mie, Kak Taufik komen gini, itu makanan sewaktu aku kos. Trus aku nanya, pernah sarapan dengan Roti Bakar Setrika?
Makanan apalagi, tuh? Olala!

Dulu, sewaktu kos, aku sering menggali ide untuk hal-hal kecil yang sangat mudah dilakukan. Keseringan sih, untuk sarapan supaya lebih variatif tetapi nggak ribet, nggak memerlukan waktu dan tenaga yang banyak. Salah satunya aku menemukan ini, roti yang dibakar dengan cara disetrika!
Caranya mudah:
Ambil 2 lembar roti tawar, olesi dengan selai yang kita suka. Tangkupkan dan bungkus dengan kertas roti. Kemudian tindih dengan setrika yang panas. Tiga menit kemudian balikla
Roti bakar seperti ini pun rasanya sangat enak. Bagi anak kos sepertiku haha .... Biasanya sebelum menyantapnya, aku menambahkan keju parut dan saus coklat.
h untuk mematangkan sisi yang lainnya.
Gambar di bawah adalah roti bakar yang belum diberi tambahan apapun di atasnya, biar kalian tahu bentuk orisinalnya haha ....

Siapa Layak Menjadi Presiden

Dalam sebuah perbincangan aku bertanya, "Lantas, siapa layak menjadi Presiden?"
Dengan sigap ia menjawab, "Pupung D. Pribadi!
Dan iseng sebelum tidur, aku bermain-main dengan kuis di sini. Sampai pada salah satunya yang berbunyi: Apa pekerjaan yang paling cocok untukmu?
Ketika aku klik, sebuah tulisan besar pun muncul: Presiden!
A-ha!
Jadi Mas Johan dan Mas Yudhie, ternyata aku duluan yang jadi Presiden. Kalian berdua harus ngantri, hehehe .... Tapi ..., jika aku Presiden, kalian adalah Panembahan Senopati. Penasehat paling sakti!

Pertanyaannya adalah apakah temans setuju jika aku Presiden Republik Indonesia???
Mari sambut pagi dengan gembira dan tertawa! 

Pahlawan sejati

Kuulangi statusku yang ini untukmu, Ahmad Fauzi
Ketika kau sudah dengan gagah berani menyampaikan gagasan-gagasanmu, buah pikiran yang kau anggap benar, kemudian memicu kemarahan orang-orang yang tidak sependapat denganmu, itu adalah risiko. Risiko perjuangan. Dan perjuangan selalu membutuhkan pengorbanan. Biasa!
Kemudian ada yang mengadukanmu ke pihak yang berwajib dengan tuduhan bla bla bla …. Bagus! Inilah saat yang paling tepat untukmu berargumentasi. Kemukakan semua pendapatmu, yang kau ketahui, yang kau yakini, secara actual dan factual dengan cara yang paling masuk akal.
Hari ini pemeriksaan pertama? Sikapi dengan biasa-biasa saja. Jika ada pemeriksaan-pemeriksaan selanjutnya, sikapi dengan lebih dewasa. Aku tak mau melihatmu rapuh, apalagi runtuh.
Ingat, pahlawan sejati adalah mereka-mereka yang tak takut mati!

Lebaran dan Reunian

Lebaran dan reunian, ibarat motor dengan bensinnya, ibarat Setu Babakan dengan penunggunya (hihi...), ibarat candu dengan pemabuknya. Selalu lekat. Jadi satu. Tak terpisahkan! Dan semua menyambutnya dengan gembira. Dengan sukacita. Dengan segala pernik yang mengikutinya. Ada yang CLBK. Ada yang dulu nggak berani nembak gadis yang ditaksirnya karena merasa bukan sesiapa dan kini melampiaskan dendam masa lalu meski sudah berkeluarga. Dan lain sebagainya dan lain sebagainya.
Lalu, siapa yang paling menderita di hari yang seharusnya bahagia? Si Jomblo!
Ia akan kuwalahan menjawab berondongan pertanyaan: Kenapa enggak kawin? Kamu terlalu pemilih, sih. Mau yang seperti apa, biar aku cariin dan bla bla bla dan bla bla bla. Mereka nggak paham, jika pertanyaan yang bertubi-tubi itu bikin jomblo pusing sejuta keliling. Mencari jodoh itu seperti mencari jarum yang tenggelam di kali Comal. Sulit!

Lantas, apakah seperti teman-temanku, kalian juga sedang sibuk menyusun kepanitiaan?

Siapa Asli Indonesia

Om dr. Setyo Widodo menulis: Dari garis Bapak dan Ibu, di dalam darah saya ada ramuan gen Timur Tengah. Maka saya bingung saya ini masuk pribumi atau nonpribumi. Yang jelas saya lahir di bumi Indonesia dan ogah ngArab apalagi diArabkan.
Lantas, siapa asli Indonesia?
  • Suku Dayak berasal dari ras Mongolid yang terdesak karena kalah perang dan mengembara ke arah selatan sampai akhirnya tiba di tanah Borneo dan membangun kebudayaannya sendiri.
  • Suku Batak konon berasal dari Thailand
  • Suku Betawi berasal dari perkawinan silang antar suku maupun pendatang dari luar: Arab, Cina, Belanda.
Siapa asli Indonesia?
Menurut sejarah, secara global, asal usul orang Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan. Jadi awal mula penduduk Indonesia adalah kaum pendatang.
Jadi, siapa pribumi Indonesia?
Menurutku sih gak ada. Kecuali kita percaya pada statement arkeolog bahwa asal usul orang Indonesia berasal dari kera berjalan tegak, hehehe.
bersambung, ya. Eh, gak usah dikomen dengan dahi berkerut. Nanti aku balik lagi. Dadah!!!

Demokrasi


Fungsi demokrasi mengalami penyimpangan/penyelewengan jika kebijakan yang dihasilkan hanya menguntungkan orang kaya.
*Jeffrey Winters
Lalu, yang terjadi di Indonesia itu apa?

Matahariku

Bahwa kemudian aku jatuh cinta kepadamu, itu betul. Dan kau benar-benar mencintaiku, juga tak pernah kusangsikan. Bukankah sendu sinar matamu telah banyak bicara, rindumu merimbun bagai sulur-sulur daun di pokok dahan yang rindang?
Dan pada akhirnya, cintalah yang membawaku untuk terus memperhatikanmu. Ikut tertawa pada gembiramu, turut bersedih dalam dukamu, dan terluka ketika nestapa menyapamu.
Bagiku, kau adalah matahari. Api yang menghangati. Titik embun yang menyejuki. Silir angin yang mengirim kesegaran pagi hari. Kau adalah cintaku abadi ....
*Malam Minggu nyetatus yang agak-agak biru, dah. Biar gak ketok jomblo, hahaha ....!!!

Politik itu apa

Aku bertanya: Politik itu apa?
Ia menjawab: Politik itu the art of impossibilities..
Menurutmu, Temans?
Jawablah setelah kalian mandi, hehehe ....

Keindahan Keukenhof

Ia datang ke inbox dan memamerkan segala keindahan Keukenhof. Mengirim banyak foto dan katanya: Banyak sekali turis Indonesia datang ke sini, Sayang. Seandainya dari yang berduyun-duyun itu, terselip kamu diantaranya ....
Ah Papa, aku pun rindu padamu!

Presiden pemegang hak prerogatif?

Katanya Presiden pemegang hak prerogatif? Tapi kenyataannya reshuffle mundur-mundur melulu gegara partai. Kabar terakhir yang aku dengar bisa akhir April atau awal Mei. Eh, sekarang mundur lagi. Selesai Munaslub Golkar, katanya. Jadi, bisa terjadi antara akhir Mei atau awal Juni.
Wiiihh, ternyata antara teori dan praktik saling berpunggungan yaaaa....

Kamu adalah adikku yang manis

Pupung
"Kamu adalah adikku yang manis, dan aku kakak yang baik untukmu."
Sejak itu kami kerap berbincang. Ia mengedukasiku banyak hal. Terutama tentang kehidupan dan kesederhanaan.
Kemudian ia menawarkan, "Mainlah sesekali ke kantor Mas."
Dan seperti kepada yang lain, jawabku sama, "Kapan-kapan deh, Mas."
"Kapan-kapannya itu kapan? Kalau Mas tawari untuk ketemu di tempat lain pasti kamu tambah nggak mau."
Malu ati, akhirnya aku menyepakati untuk datang.
Di lobi, resepsionis langsung menyambut, "Ibu Pupung?"
Aku mengangguk.
"Bapak sudah menunggu. Silakan ..."
Aku menuju ruangannya. Kuketuk pintu tiga kali. Setelah terdengar suara 'masuk', kuputar handel sambil menjulurkan kepala. "Assalamu'alaikum halo selamat pagi menjelang siang ....," sapaku sambil nyengir-nyengir gak genah. Kadang-kadang pertemuan pertama bikin grogi juga.
"Hei, masuk ...," bibirnya rekah.
Ia menyodorkan tangan untuk salaman. Tapi aku mengajaknya untuk toast. Maka senyumnya sempurna pecah menjadi tawa. "Kamu itu lho ..." Jari telunjuknya menutuk ubun-ubunku. Lalu, "Naik apa ke sini?"
"Dianter Om Will. Tapi kalo ada pertemuan lagi lain kali, trus aku naik ojek boleh, kan?" mataku jatuh ke segala penjuru.
"Naik apa pun boleh, asal jangan ngesot aja."
Aku mesem. Tanganku menjangkau sebuah gitar yang berdiri di pojok ruangan."Gitar yang bagus. Pasti harganya mahal." Kuelus mereknya.
"Adik mau? Boleh kok dibawa pulang."
"Memuji bukan berarti ingin memiliki, Mas. Aku gak gampang tergiur dengan milik orang lain."
"Kamu itu lho," ia geleng-geleng kepala."Kalo yang bicara bukan kamu, Mas sudah tersinggung.
"Sorry ..."
"Untukmu Mas sudah siapkan mental. Bahkan jika kamu ingin membuat ruangan ini seperti pesawat jatuh."
"Kok?"
"Siapa tahu ...? Kamu bilang, kamu suka nggeratak dan petakilan.
Ternyata malah cenderung pendiam."
"Grogi ..."
Ia ber-haha cukup panjang.
Kemudian kami ngobrol. Banyak hal! Ia sering sekali tertawa. Katanya aku ini lucu.
Lucu? Emang pelawak?!
Pas waktu makan siang tiba ....
"Mau makan di mana?" ia menawari.
"Yang bayar aku apa Mas?"
"Kalo Dik Pupung yang bayar?"
"Kita makan di Padang. Relatif murah dan bikin perut kenyang"
"Kalo Mas yang bayar?"
"Suka-suka Mas, dong ..."
"Mas yang bayar dan kamu boleh memilih tempat. Mau di mana?"
"Padang juga," sahutku.
"Suka banget makan di Padang?"
"Kalo direstoran mahal, trus platingnya bagus, aku mau makan sayang."
Untuk kedua kalinya ia geleng-geleng kepala. "Kok ada anak lahir seperti kamu tuh, piye?"
Setelah acara makan selesai dan kami harus berpisah, ia menarikku untuk lebih dekat dan .... cekrik cekrik! "Foto dulu, sebagai penanda pertemuan. Oke, kan?"

Haree Gennee??!!!






Banyak teman yang menanyakan tentang Pin BB, Skype, WA, Twitter dan lain sebagainya dan lain sebagainya. Aku tegaskan di sini ya, Temans, aku hanya punya FB doang. FB aja udah bikin aku sedikit sibuk. Gimana jika aku menambah dengan yang lainnya?
Tapi sikapku ini ternyata mengundang cemooh. Ada yang menjerit di inbox: Haree genneee, gak punya BB??!!

Betul Temans, aku gak punya BB. Aku hanya punya HP jadul yang aku fungsikan hanya untuk menelpon. Aku hanya punya laptop tua yang aku fungsikan untuk menulis dan FBan untuk menemui kalian. Tapi apa lantas aku jadi kuper, gak gaul dan sama sekali enggak modern? Apa lantas aku jadi terlihat seperti mahluk masa lalu yang baru saja bisa berjalan tegak? Di matamu yang suka meneriakiku 'haree gennee' mungkin iya. Tapi bagi orang yang benar-benar mengenaliku, akupun punya sisi baik dan istimewa. Enggak percaya? Tanyalah pada Kak Nina haha ....

Syndrome Orang Terkenal

Ketika akun ND add aku, aku sempet nggak percaya. Jangan-jangan itu akun palsu. Maka untuk membuktikan aku berkunjung ke kronologinya. Ternyata itu akun resmi. Seneng dong aku. ND gitu loh, hehehe ....Artis terkenal! Tetapi aku perhatikan, ia tak pernah menanggapi komen teman-temannya disetiap postingannya. Juga tak kulihat mengucapkan terima kasih ketika banyak teman yang mengucapkan selamat ultahnya beberapa waktu lalu. Aku kok jadi merasa nggak surprise menjadi temannya. Entah karena sangat sibuk atau syndrome orang terkenal, sikapnya ini telah membuatku ilfeel.
So?
Jelata sepertiku memang baiknya berteman dengan para jelata juga, eh ...?!

Rambutku seksi

Kata Kak Nina rambutku seksi. Maka ia suka melihatku berambut panjang dan mewanti-wanti supaya aku tidak memotongnya. Kata Eyang juga rambutku bagus. Dan seperti Kak Nina, Eyang juga mewanti-wantiku.
Lalu, apa kataku?
Punya rambut panjang itu berat! Kenapa?
1. Aku suka kegerahan. Jangankan mamerin dengan menggerainya, yang ada justru senantiasa menjepitnya di puncak kepala.
2. Sangat ribet ketika mau bepergian. Jika berambut pendek, sekali nyisir dah keren. Kalo ini butuh bermenit-menit, hiiihhh.
3. Berambut pendek bisa keramas setiap hari. Sebab sekali kibas, keringlah sudah. Berambut panjang boro-boro. Ribet, cing!
4. Rambut panjang mudah rontok, rambut pendek enggak.
5. dll
Jadi keputusannya adalah, besok aku mau memangkas rambutku. Nggak pa-pa kan, Kak Nin? Kan nanti bisa tumbuh dan gondrong lagi hehe .... Dan kau bisa nguwel-uwel rambutku lagi semaumu, ok?

Ramalan Bintang


Jaman kerja di majalah, aku suka bikin kuis dan ramalan bintang. Lebih suka lagi ketika mendengar pembaca ramalan bintang menjerit begini:Ih, cocok banget, deh! atau Pas banget, deh. Kok bisa, ya? Mendengar komentar-komentar semacam itu, aku tersenyum-senyum geli!
Dan ....
Akhir-akhir ini aku disibukkan oleh kuis di fesbuk. Iseng. Ketika kepala sedang pepat dan spaneng. Dan kesimpulanku adalah, fesbuk hanya merekam dengan siapa kita sering melakukan interaksi. Karena jawabannya ya, berkaitan dengan orang yang itu-itu saja. Dan jawaban yang paling sering muncul di kuisku adalah Rani Rachmani Moediarta!
So ...?
Rani so hebat. Dia muncul dijawaban kuis siapa saja!
Bener kan, MaBel??