Pages

BITTERBALLEN

BITTERBALLEN RASA PERKEDEL
Sejak semalam Eyang tuh minta Bitterballen. Katanya: Besok bikinin Eyang yang itu, yang waktu kita di Bandung, ya. Maka aku menyebutkan satu persatu makanan yang Eyang makan. Dan ketika ucapanku jatuh ke Bitterballen, Eyang mengangkat jari telunjuknya, untuk menegaskan bahwa itu yang diinginkannya.
Sebenarnya Eyang tuh sudah lupa bentuk dan rasa makanan. Lupa namanya juga. Sebagai contoh nih, dia minta tempe. Tetapi ketika diberi tempe dan kemudian memakannya, dia masih tanya: Ini apa?
Dan siang ini aku membuat Bitterballen. Dengan bahan yang minim hehe ... Pas Bitterballen itu matang, pas kakakku datang. Dengan lantangnya aku menjerit: Mbak Lisa ..., Pupung bikin Bitterballen! Cobain, deh! Dia lalu mengambilnya, dan memakannya dan .... senyumnya sangat lebar penuh ledekan: Ini bukan Bitterballen, Sayang, tapi Perkedel!
Tapi selalu, seperti yang sudah-sudah, sebagai kakak yang baik, dia selalu memujiku: Tapi rasanya enak, kok. Sangat enak ....

0 comments:

Post a Comment