Aku nggak mengenal keluarga polisi. Di keluargaku ada satu yang
menjadi polisi, tapi kami tinggal berjauhan. Jadi aku nggak tahu
kehidupannya seperti apa.
Sabtu kemarin, kami melakukan
pemotretan di keluarga seorang jendral polisi. Sebuah pemotretan biasa.
Anak sulungnya mau meneruskan kuliahnya di luar negeri dan anak
ketiganya masuk sekolah penerbangan. Sebelum anak-anak pergi, mereka
ingin punya kenang-kenangan foto bersama dengan formasi lengkap.
Awalnya aku setel sikap serius.
Di rumah seorang jendral, kan? Berbicara seadanya dengan senyum yang
sedikit. Nggak ada tuh yang namanya cengengesan ala ala aku. Tapi
istrinya ramah banget, banyak bercanda. Anak-anaknya adalah anak-anak
yang manis. Ya sikapnya, tutur katanya juga sosoknya. Bagaimana dengan
Pak Jendral? Dia adalah sosok family man. Sayang anak-istri, suka
bercanda, banyak tertawa dan energik sekali. Selama anak istrinya
didandani, Pak Jendral sesekali datang mengusili. Setelah anak-anaknya
rampung didandani, dengan telaten difotonya mereka satu persatu dengan
kamera ponselnya. Dia juga seorang pengarah gaya yang baik.
Dari
pagi buta sampai malam kami bersama mereka. Ngobrol, bercanda dan makan
bersama. Waktu dia ngledekin aku sebagai orang yang punya jembatan
ambruk, aku nyeletuk, "Tuasan waktu mau masuk rumah tadi, saya takut,
Pak."
" Lho, kenapa ...?"
"Takut didorr ..."
Sang Jendral pun terbahak.
0 comments:
Post a Comment