Pages

Verbal? Pentingkah?


Di rumah ada kebiasaan, untuk memperlihatkan kasih sayang, kami menunjukkannya dengan ekspresi dan ucapan. Kakak sering menyapa kami dengan: Hi, Sayang .... atau Hi, cinta .... Dan kami sangat suka itu. Demikian juga dengan Eyang. Ketika kami memanggilnya, maka ia akan menyahut dengan: Ya, Sayangku .... atau Ya, Cintaku .... Maka sebagai bentuk penghargaan, kami pun melakukan hal yang sama.
Yup, bagi kami ekspresi dan ucapan itu penting. Mana bisa kita percaya seseorang itu mencintai atau menyayangi kita tanpa mengatakan dan mengekspresikannya? Enggak, kan? Perhatian tanpa adanya kata-kata verbal itu kurang joss! Enggak percaya?
Contohnya gini. (Eh, karena aku enggak atau belum punya anak, maka keponakan sebagai contoh, ya. Ok?). Aku mencintai keponakanku. Aku hanya memberikan perhatianku saja dengan, ketika mereka minta makan aku beri makanan. Ketika mereka minta jajan aku beri uang. Selalu begitu saja. Setiap hari! Hari-hari begitu kering nggak, sih? Akan berbeda dengan, selain memberikan makanan, aku mengiringinya dengan elusan dan ciuman di kepala. Mengucapkan terima kasih karena telah menghabiskan makanannya dengan baik. Memujinya ketika mereka berprestasi.
Yang jelas, senjataku ketika bertemu dengan anak-anak baru adalah: Hi Sayang, kamu cantik sekali ... atau kamu cakep. Siapa namamu? Dan jika dia menjawab dengan baik, maka aku akan: Wow, kamu pintar sekali. Mau nggak jadi temanku? Kemudian kusodorkan sepotong coklat dan kurentangkan tanganku.
Hal-hal seperti itu yang aku suka.

Begitu pun seharusnya dengan orang-orang dewasa. Cinta dan kasih sayang sudah semestinya diekspresikan secara verbal. Tentu cinta dan sayang sebagai sahabat. Jangan meminta ketemu secara diam-diam dan ketika ketemu ditempat umum pura-pura enggak kenal. Itu selingkuh namanya. Dan itu bukan aku banget, Man!

0 comments:

Post a Comment