Pages

Aku

Entah kenapa, aku suka banget sama sepeda. Mungkin karena aku gak punya tunggangan lain? Ntahlah. Yang jelas, ketika aku tinggal di Jogja, ke pasar aku naik sepeda. Ke Malioboro untuk senam massal, aku bersepeda. Ke UGM untuk lari pagi, aku menggowes sepeda. Bahkan ke Kasongan, aku jabanin dengan sepeda. Yang tinggal di Jogja pasti tahu, berapa jarak tempuh antara Prapatan Kentungan di Sleman dengan Kasongan di Bantul. Tapi aku melakoninya dengan sukacita. Atau karena aku melakukannya dengan sahabat? Mungkin juga. Ed dan Bryan adalah sahabat terbaik selama aku tinggal di Jogja, tepatnya Jl. Pandega Marta - Pogung Lor.
Yang kedua, aku suka jalan. JALAN KAKI! Ya, aku sangat menyukai kegiatan melelahkan kaki ini. Ketika orang-orang lebih suka menolak jalan kaki, justru aku akan sangat dengan sukacita melakukannya. Melenggang dengan santai atau setengah berlari sambil melihat pemandangan kanan kiri itu sangat menakjubkan. (Seorang teman pernah bilang bahwa 45 menit jalan kaki setiap hari bisa membuat kita awet muda. Bagaimana jika aku melakukannya minimal 60 menit dalam sehari? Bisakah aku menjadi awet BOCAH?hahaha ....). Maka aku suka bikin susah diri yang akan membuat hepi. Beli pulsa, ada kios yang lebih dekat, aku mencari yang jauh supaya bisa jalan kaki lebih lama. Dari stasiun kereta, ketimbang naik angkot, aku lebih suka jalan untuk pulang ke rumah. Hal-hal seperti ini oleh sebagian orang dinilai aneh. Bagiku? Biasa lha yauw ....
Ketiga, aku menyukai hujan. Aku sangat suka jika ada kesempatan untuk hujan-hujanan. Kesukaan masa kecil ini terbawa sampai sekarang.
Keempat, aku suka Nasi Berkat? Kalian tahu Nasi Berkat? Nasi Berkat itu nasi yang kita dapat dari rumah orang yang mengadakan selamatan. Kalo di kampungku, Nasi Berkat ditaruh dalam wadah kotak dari bambu yang disebut dengan besek. Isinya bermacam-macam. Disamping ada nasi putih aron, Nasi Berkat dilengkapi dengan lauk pauk seperti: sepotong daging/ayam, telur rebus/balado, tempe & tahu goreng, tumisan, sambal goreng kentang dan gesek (ikan asin yang lumayan besar). Jika di kampung, aku suka menyantap Nasi Berkat ini bersama saudara-saudaraku. Yang bikin Nasi Berkat ini nikmat adalah .... rebutannya hahaha ..... Tapi itu dulu, duluuuuu sekali. Karena sekarang aku nggak pernah menikmati Nasi Berkat dari tetangga lagi. Di Jakarta kebiasaan selamatan nggak ada.
Karena Nasi Berkat nggak ada, jadi aku menikmati Cake Ketan Hitam saja. Digerimis sisa hujan tadi siang, cake sederhana ini lumayan enak. Temennya adalah teh panas tanpa gula. Lengkap nikmatnya. Karena aku menyajikannya dengan cinta, ahay ....

0 comments:

Post a Comment