Pages

Belimbing Wuluh

Jika ada yang bertanya, pohon apa yang paling aku suka, maka dengan tegas aku akan menjawab: Belimbing Wuluh! Entah mengapa, pohon satu ini selalu nampak seksi di mataku. Apalagi jika musim berbuah, dan gerumbulan buah itu akan muncul disetiap lekuk pokok pohonnya, maka aku akan dibuatnya terpana tanpa kedip.
Nah, ditepi jalan dekat rumah, persis di depan Pos Satpam, tumbuh sebatang pohon belimbing Wuluh. Sedang berbuah, dan buahnya banyak sekali. Setiap kali lewat, pandanganku selalu jatuh di pohon ini. Takjub dan kesengsem. Memandangnya, perasaanku mirip-mirip seperti ketika aku sedang jatuh cinta. Indah dan riang. Sungguh! Maka terdorong oleh cinta juga, aku selalu mengabadikannya. Entah dengan kamera HP ataupun kamera digital saku yang selalu menemaniku kemana aku pergi.
Dua hari yang lalu, karena kulihat sudah sangat ranum, buah itu aku petik. Daripada jatuh berserakan dan mubazir, kan? Lebih baik dibawa pulang yang membuatnya bisa bermanfaat. Untuk membuat masakan, Belimbing Wuluh memberi sensasi dan aroma segar. Untuk kesehatan, segelas jus Belimbing Wuluh disinyalir mampu menurunkan tekanan darah. Juga lumayan bagus untuk mereka yang kelebihan berat badan dan ingin kurus. Kata siapa? Nggak tahu kata siapa. Sepertinya aku pernah membacanya di Gugel.
Dan aku ingin sedikit berat badanku berkurang. Tinggi badan 160 cm dengan berat (timbangan terakhir) 58 kg, aku merasa kegemukan. Perut terasa begah dan setiap kali beraktivitas, aku merasa napasku pendek. Jadi kemarin siang Belimbing Wuluh itu kubuat jus. Habis minum aku merasa baik-baik saja. Tapi menjelang pukul 3 sore, ulu hati terasa nyeri sekali dan perut bagian bawah melilit-lilit tidak karuan. Masuk kamar mandi aku muntah-muntah diiringi dengan diare. Begitu terus sampai malam hari. Sampai aku merasa lemah tak berdaya. Lemes dedes! Untungnya kakak yang baik hati segera menolong. Diberinya aku obat penetralisir asam lambung dan minuman isotonik pengganti cairan dan elektrolit tubuh yang hilang.
Saat ini aku masih lemes. Tadi pagi masih diare dengan disertai muntah. Juga ulu hati masih terasa nyeri. Tapi tentu saja tidak sehebat kemarin. Dan aku berharap, sakit ini akan segera sembuh.
Belimping Wuluh memang TOP. Top dalam melukai lambungku

0 comments:

Post a Comment