Pages

Resep Masakan Eyang


Memasak bagi Eyang Putri bukan sekedar hobi. Sebagai janda yang ditinggal Eyang Kakung di usia yang relatif muda, Eyang Putri harus banting tulang untuk menghidupi keenam anaknya. Pada awalnya sulit juga. Karena ketika Eyang Kakung masih hidup, Eyang Putri tidak pernah mengerjakan apapun selain hanya mengurus anak. Perlu kalian tahu, untuk urusan mencuci baju, cuci piring dan bebersih rumah, aku justru lebih jago. Bahkan dalam hal menyetrika pakaian, Eyang nggak bisa sama sekali. Ini membuat aku sangat heran. Lahir dan besar sebelum Indonesia merdeka, tapi Eyang nggak tahu mengerjakan pekerjaan rumah layaknya anak-anak jaman sekarang. Takjub bin ajaib, kan?

Eyang Putri tidak melanjutkan kuliah seperti adik-adiknya. Sebagai remaja putri, ia mekar selayak bunga yang selalu dikelilingi kumbang-kumbang. Ini membuat Eyang Buyut cemas. Maka diambil keputusan untuk menikahkan Eyang Putri ketika ia baru saja lulus dari SGKP (Sekolah Guru Kepandaian Putri) di usia 18 tahun.
Maka ketika dituntut untuk mencari nafkah setelah kepergian Eyang Kakung, profesi yang dipilihnya adalah jualan makanan. Mulai dari sini ia mempraktekkan semua yang diperolehnya di bangku sekolah. Tapi banyak juga Eyang menciptakan resep sendiri. Siang malam Eyang berkutat di dapur. Memasak! Dan pengorbanannya ini telah mengantarkan keenam anaknya lulus dari bangku kuliah dan menyandang gelar sarjana. Alhamdulillah ….
Sekarang, ketika Eyang jatuh sakit dan menggerakkan badan saja sulit, aku mewarisi kekayaan yang tak ternilai harganya: resep-resep ciptaannya yang ditulis dengan tangan. Belum ketemu semua, masih banyak yang tercecer di gudang. Tapi aku tak kuasa menunda untuk memamerkannya pada kalian yah ….

0 comments:

Post a Comment